Kondisi Angkutan Umum Jogja

Terminal Giwangan, Yogyakarta
Angkutan umum di Provinsi DIY terdiri dari Angkutan Perkotaan Reguler, Angkutan Perkotaan Khusus, Angkutan Taksi, Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Perbatasan Antar Provinsi (PAP) yang pengendalian dan pengawasannya berada di Dinas Perhubungan Provinsi. Sedangkan jenis angkutan umum lainnya seperti angkutan perdesaan dan angkutan kota di kendalikan oleh Dinas Perhubungan diwilayah setempat. 

Adapun angkutan sewa, angkutan pariwisata dan angkutan sewa khusus (travel) dikendalikan oleh Direkturat Jenderal Perhubungan Darat di Jakarta. Pada dekade tahun terakhir ini, kondisi angkutan umum sub sektor jalan raya mengalami kecenderungan penurunan kinerja secara operasional. Hal ini terlihat dengan indikasi faktor muat (LF) dan faktor penggunaan (UF) angkutan umum menurut jenis pelayanannya. 


Berdasarkan data series yang berhasil diinventarisasi , bahwa secara keseluruhan rata-rata LF atau UF angkutan umum di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2009 diperoleh angka 34,30%. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat operasional angkutan umum dalam dinamika transportasi jalan raya, khususnya dalam wilayah Provinsi DIY.

Sementara itu bila dilihat dinamika perkembangannya, maka trendnya menunjukkan fluktuasi masing-masing angkutan.Lihat tabel data


LF dan UF (%)    Perkotaan Taxi   AKDP |          Perbatasan Antar  Provinsi (pap)

Reguler Trans Jogja   TAXI AKDP Reguler Barat Utara


Timur


2007 32,67 28,79 47,20 38,85 - -





2008 27,60 31,87 67,99 36,18 -  -


 -


2009 27,29 33,60 64,20 32,40 10,95  21,35


 13,55


2010 - - - - - -


-

Rata2 29,19 31,42 59,30 35,81  15,28


Trend - 3,39 2,41 8,50 - 3,23  -

RATA-RATA KESELURUHAN ***************                                      34,30
 (sumber : Dishubkominfo DIY, 2009)   
perkembangan angkutan umum di Provinsi DIY yang di indikasi dengan indikator kinerja angkutan umum berupa faktor muat, dan tentunya identik pula terhadap pertumbuhan jumlah penumpang. Melihat data tersebut menunjukkan bahwaangkutan umum terkecuali angkutan perkotaan khusus mengalami penurunan load factor penumpangnya. Angkutan perkotaan khusus yang mengalami peningkatan LF yaitu  angkutan perkotaan pelayanan khusus dinamakan Trans Jogja, yaitu rata-rata mencapai 31,42%  atau trend peningkatannya sebesar 2,41% per tahun. (sumber : Dishubkominfo DIY, 2009)   

Komentar

Postingan Populer