Daun Sirih
Multiguna Daun Sirih
Daun sirih memiliki khasiat mencegah gangguan kesehatan dan mencegah berbagai penyakit yang disebabkan kuman, bakteri atau jamur dan sejenisnya.
Di negeri Cina dan India termasuk di Nusantara tanaman ini sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.
Di negeri nusantara ini, daun sirih yang paling dikenal khasiatnya adalah menghentikan pendarahan hidung atau dikenal istiah ”mimisan” dan untuk menutup luka goresan kecil yang biasanya terjadi pada anak-anak ketika jatuh saat bermain.
Sesungguhnya banyak sekali khasiat yang dapat diperoleh dari daun sirih.
Didunia kesehatan dan medis, daun sirih ini telah banyak sekali diolah untuk berbagai keperluan pengobatan alternatif maupun untuk keperluan pertolongan pertama.
Pengolahan daun sirih untuk kesehatan dan pengobatan sehari-hari umumnya dengan cara merebus lalu dipakai untuk membersihkan dan mandi, atau dengan cara ditumbuk hingga menjadi agak lembut untuk menutup luka atau juga dengan memeras kandungan minyaknya untuk dicampur pada ramuan tradisional sebagai tips pengobatan tradisional.
Mengapa begitu besar khasiatnya? Apakah sesungguhnya kadungan yang terdapat didalam daun sirih?
Keseluruhan bagian daun sirih mengandung antiseptik.
Daun sirih mengandung minyak atsiri : kadinen, kavikol, sineol, eugenol dan karvikol.
Dari minyak atsiri ini mengandung seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak.
Sedangkan karvikol mengandung /memiliki daya mematikan kuman, bakteri, fungisida, antioksidan, dan antijamur.
Daun sirih dalam tradisi.
Ada lagi kegunaan daun sirih yang umum digunakan oleh masyarakat tradisional di nusantara. Apa itu, yaitu untuk menginang.
Menginang adalah aktifitas harian para sesepuh kita untuk membersihkan dan memperkuat tekstur gigi. Aktifitas ini hingga saat ini tidak sedikit pula kaum muda dan bahkan anak-anak yang masih aktif mewarisi tradisi menginang.
Dengan dicampur beberapa unsur antara lain serat buah pinang dan kapur lembut untuk kemudian dibungkus dengan daun sirih. Dengan memakai buah pinang inilah maka aktifitas ini disebut menginang yang artinya menggunakan/mengunyah buah pinang.
Pada momen tertentu tradisi budaya nenek moyang yang kerapkali pula kita jumpai di masyarakat kita adalah tradisi menyambut tamu dan tradisi hantaran (hadiah/buah tangan pengantin) menggunakan daun sirih untuk menginang yang dibingkis dalam wadah berbentuk bokor (mangkok khusus) atau dengan nampan khusus dan disajikan dalam tradisi tersebut.
Dalam tradisi masyarakat jawa dan sebagian maysarakat lainnya di nusantara ada tradisi menggunakan ”lempar daun sirih” . Tradisi ini dilakukan pada saat mempertemukan kedua mempelai pria dan wanita dalam prosesi pernikahan adat.
Konon dahulu, daun sirih adalah sajian istimewa dalam penyambutan tamu, prosesi pernikahan adat ataupun dalam upacara adat tradisional. Sebuah warisan leluhur yang di maknai dengan falsafah yang sangat luhur dengan simbol daun sirih.
Komentar