The Sambisari Temple
Have you heard about the Sambisari's Temple ?
Sambisari Temple is one of the many temples in the province of Yogyakarta. Sambisari temple is located on the 7 º 45 '48.13 "South Latitude and 110 º 26' 46.43" East Longitude, or precisely in the smallvillage Sambisari on Purwomartani, at Kalasan District, Sleman City, In Yogyakarta Province.
This temple was first discovered in July 1966 by a farmer named champion when Karyo hack his field. Then in September 1966 to study systematic archaeological ekskavasi by a national organization take the archaeological heritage of the ancients who is assisted by Gajah Mada University.
Sambisari temple is a heritage site of Hindu civilization is built on the 9 th century BC around the buried sediment erupsi Merapi Mount to 6.5 meters below ground surface.
Did you, it seems that the temple in the central temple namely the larger size as the center of the three temples there are other springs. Springs that flowed through a series of structure shaped like a temple altar table (they called is "yoni") in the square but the top, the center springs given the stone temple (they called is "lingga") is perhaps useful to set up a debit out of water. Water out of the overflow sumbatan akan altar on the surface that is made in such a way with the given channel cuakan water.
May be, may be used to this temple is also the area to be drowned-shaped water from four springs in the building in the temple.
Sambisari this temple facing west with the temple is surrounded on the outside and the dam is still surrounded by a fence (the fence is not intentionally dig further, to maintain the condition of the original temple. Dibendung In the pages that it seems this is the flood water, may mensucikan for themselves before entering into the temple .
When we enter the environment from this temple west, then we will meet with 3 small temple to the temple before the parent has also reputedly springs.
But do not wrong. This temple is facing west as in the Hindu religious tradition, a melaksakan akan ibadahnya facing east.
Do You know!
This temple Sambisari not located too far from the temple Kalasan approximately 2.8 km to the southeast. Or Adisucipto Airport ago to turn east 1.7 km to the north. If you have visited Yogyakarta, visit this temple Sambisari. Although facilities for visitors are not adequate or not, but if we do not pay a visit to one is not there?
--------------------- [LR]
Candi Sambisari
Candi Sambisari adalah salah satu dari sekian banyak candi yang ada di Provinsi Yogyakarta. Candi Sambisari terletak pada 7º 45’ 48.13” Lintang Selatan dan 110º 26’ 46.43” Bujur Timur atau tepatnya di desa Sambisari, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta.
Candi ini pertama kali ditemukan pada juli 1966 oleh seorang petani bernama Mbah Karyo ketika mencangkul disawahnya. Kemudian pada September 1966 penelitian sistematis untuk ekskavasi arkeologi oleh sebuah lembaga nasional yang mengurusi arkeologi yaitu Lembaga Peninggalan Purbakala Nasional yang dibantu oleh Universitas Gajah Mada.
Candi Sambisari adalah situs peninggalan peradaban Hindu yang diperkirakan dibangun pada sekitar abad 9 Masehi yang tertimbun endapan erupsi Gunung Merapi hingga 6,5 meter dibawah permukaan tanah.
Candi Sambisari diketemukan sekitar tahun 1966 takkala seorang petani dengan tidak sengaja telah membenturkan cangkulnya pada puncak candi yang terbenam di tanah peladangannya. tetapi dia sempat keheranan saat cangkulnya menyentuh benda keras berupa batu-batu berukir yang diduga merupakan bagian dari reruntuhan sebuah candi. Nama petani itu adalah Karyoinangun yang pertama kali menemukan kembali sebuah kompleks candi yang kemudian diberi nama candi Sambisari sesuai nama daerah ditemukannya candi tersebut. Menindaklanjuti penemuan tersebut oleh pihak Balai Arkeologi Yogyakarta dilakukan penelitian dan penggalian. Dari hasil penggalian tersebut pada Juli 1966 diperoleh kepastian bahwa daerah tersebut terdapat sebuah situs candi dan dinyatakan sebagai daerah suaka budaya. Setelah itu dimulailah proses penyusunan kembali reruntuhan kompleks candi yang runtuh karena goncangan dan terpendam dari material letusan gunung Merapi ini diperkirakan dari penelitian geologis terhadap material batuan dan tanah yang menimbun komplek candi. Tahun 1987 pemugaran dan melakukan rekontruksi ulang terhadap kompleks candi dapat diselesaikan dengan posisi candi pada kedalaman 6,5 meter dari permukaan tanah sekitar atau sering juga candi Sambisari disebut sebagai candi bawah tanah (dikenal sebagai Candi Pendem oleh masyarakat Jawa yang berarti candi terpendam). Tetapi sebagian ahli arkeologi memperkirakan dulunya situs candi ada di atas permukaan tanah, seperti halnya candi-candi yang lainnya.
- Berdasarkan penelitian geologis terhadap batuan candi dan tanah yang telah menimbunnya selama ini, candi setinggi 6 m ini telah terbenam oleh material Gunung Merapi dalam letusan yang hebat pada tahun 1006. Candi Sambisari merupakan candi Hindu dari abad ke-10 yang diperkirakan dibangun oleh seorang Raja dari dinasti Sanjaya, dengan patung Shiwa sebagai mahaguru menepati bilik utamanya
Dari penemuan tersebut didapat perkiraan bahwa candi Sambisari dibangun tahun 812-838 M saat pemerintahan Raja Rakai Garung dari Kerajaan Mataram Hindu (Mataram Kuno). Kondisi kompleks candi Sambisari sangat terawat dan bersih dan banyak wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara banyak berdatangan mengunjunginya dan menjadi satu paket kunjungan wisata budaya dengan kompleks candi lain di sekitarnya khususnya candi Prambanan yang sudah lebih terkenal.
Kompleks candi Sambisari saat ini tampak dengan empat buah bangunan candi dengan dibatasi oleh tembok mengelilinginya dengan total luas 50 x 48m pada posisi di sekeliling tanah yang telah diadakan penggalian. Pada bangunan candi utama yang terbesar memiliki ketinggian 7,5 meter dan berbentuk bujur sangkar yang berukuran 15,65 x 13,65m pada bagian bawah candinya, sedang badan candi berukuran 5 x5m. Diperkirakan kompleks candi tidak hanya seluas itu tetapi bisa lebih luas jika diadakan penggalian lebih lanjut tetapi dikwatirkan tidak dapat menyalurkan air untuk dibuang karena posisinya lebih rendah daripada sungai yang ada di sebelah baratnya. Pintu masuk ke dalam kompleks candi Sambisari pada keempat sisi bujur sangkar dengan menuruni tangga.
Candi Sambisari berada di bawah permukaan tanah sedalam 6,5 meter. Padahal kenyataannya tinggi candi hanya 7,5 meter. Karenanya, jika dilihat dari samping, candi ini seakan muncul dari bawah tanah. Bagian bawah candi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 13,65 m x 13,65 m. Sedangkan badan candi berukuran 5 m x 5 m. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke IX – X M. Karena letusan Gunung Merapi di tahun 1006, daerah di sekitar ini tertutup oleh bahan-bahan yang berasal dari gunung berapi.
Pintu masuk candi menhadap ke arah barat. Tangga untuk masuk dilengkapi dengan sayap. Di ujung sayap tangga terdapat relief Makara yang disangga oleh dua belah tangan makhluk kate. Keunikan yang lain, candi ini tidak memiliki pilar penyangga. Sehingga bagian dasarnya sekaligus berfungsi sebagai pilar penyangga candi. Di bagian ini terdapat selasar yang mengelilingi badan candi, dan memiliki 12 anak tangga.
Komentar